MAKALAH
Segmentasi Portal Berita di Indonesia
Sebagai Tugas
Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif Yang diampu oleh ;
Fatihatul Lailiyah, S.Sos., M. Med.Kom.
DISUSUN OLEH:
ARIF PERDANA
NIM: 5.16.03.05.0.007
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
2018
KATA PENGANTAR
BismillahirrahmanirrahimPuji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keIslaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Bagi penulis, penyusunan makalah berjudul ”Segmentasi Portal Berita di Indonesia” ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan laporan ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun pada akhirnya karya ini dapat terselesaikan tentulah karena beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Oleh Karena itu penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, utamanya kepada yang terhormat:
1.Ibu Fatihatul Lailiyah, S. Sos., M. Med. Kom, Selaku dosen Mata kuliah Jurnalistik TV dan Radio
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan do’a yang tulus dan ikhlas semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Tidak lupa saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
Mojokerto,24 November 2018
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul……………………………. 1Kata Pengantar……………………………. 2
Daftar Isi…………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………. 4
1.2 Rumusan………………………………….. 5
1.3 Tujuan……………………………………… 5
1.4 Manfaat………………………………….. 5
BAB II Pembahasan
2.1 Apa yang dimaksud dengan Segmentasi?................................................. 6
2.2 Berapakah jumlah pengguna internet di Indonesia berdasarkan segmentasi media yang digunakan?.................................................. 6-8
2.3 Bagaiman proses segmentasi portal berita di Indonesia ?..................................... 8-11
2.4 Bagaimana cara mengkalisfkasikan sebuah portal berita ?..................................... 11-13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan… ……………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA………………………….. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam perkembangan zaman yang semakin hari semakin modern, Segmentasi Portal Berita di Indonesia meningkat tajam dari berbagai media. Ada yang beberapa media masih berdiri tangguh untuk menginformasikan berita. Ada juga yang sudah tidak berkutik atau tidak bekarya kembali di dunia jurnalistik. Akan tetapi saat ini lebih banyak media yang mengunakan media online untuk memberikan informasi sesuai karakteristik jurnalistik.
Berita berperan dalam memberikan informasi yang aktual mengenai kejadian penting yang sedang berlangsung. Saat ini, dengan dukungan teknologi yang semakin canggih, terutama teknologi informasi, proses pendistribusian informasi telah mengalami perubahan yang signifikan. Para pelaku bisnis yang bergerak di bidang jurnalistik mengubah cara penyampaian berita, dari era media cetak menuju era digital. Di era digital, memungkinkan para pengusaha mengemas informasi dalam bentuk berita elektronik (digital). Web merupakan salah satu platform yang paling popular dalam mendistribusikan berita elektronik.
Terdapat beberapa alasan mengapa web menjadi populer, seperti misalnya mengurangi biaya untuk distribusi dan akses berita, ketersediaan web pada banyak platform browser, penyampaian informasi yang mampu menjangkau seluruh dunia, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk publikasi berita. Sayangnya, web juga merupakan penyebab dari salah satu masalah paling serius: jumlah berita yang dirilis setiap harinya melalui portal berita menjadi sangat banyak. Hal ini berdampak pada ketersediaan berita yang jumlahnya terlalu melimpah. Karena item berita yang tersedia jumlahnya melimpah, sulit untuk mengekstrak hanya item berita yang relevan. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan sistem yang mampu mengklasifikasikan berita berdasarkan pendekatan semantik.
1.2 Rumusan
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Segmentasi?
1.2.2 Berapakah jumlah pengguna internet di Indonesia berdasarkan segmentasi media yang digunakan?
1.2.3 Bagaiman proses segmentasi portal berita di Indonesia ?
1.2.4 Bagaimana cara mengkalisfkasikan sebuah portal berita ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Segmentasi
1.3.2 Untuk mengetahui berapakah jumlah pengguna internet di Indonesia berdasarkan segmentasi media yang digunakan
1.3.3 Untuk mengetahui bagaiman proses segmentasi portal berita di Indonesia
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana cara mengkalisfkasikan sebuah portal berita
1.4 Manfaat
1.4.1 Agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud dengan Segmentasi
1.4.2 Agar pembaca mengetahui berapakah jumlah pengguna internet di Indonesia berdasarkan segmentasi media yang digunakan
1.4.3 Agar pembaca mengetahui bagaiman proses segmentasi portal berita di Indonesia
1.4.4 Agar pembaca mengetahui bagaimana cara mengkalisfkasikan sebuah portal berita
BAB II
Pembahasan
2.1 Apa yang dimaksud dengan SegmentasiDua pendekatan utama dapat diambil untuk masalah mengidentifikasi segmen dalam sebuah dokumen HTML. Salah satunya adalah untuk memeriksa pohon DOM (Document Object Model) dan memilih kelompok node berdasarkan nama-nama elemen dan hubungan di antara mereka. Ini menghasilkan segmen berdasarkan kriteria seperti hubungan antara orang tua, anak, dan elemen saudara, dan ada atau tidak adanya jenis tertentu node seperti tabel atau daftar. Teknik umum untuk tata letak halaman adalah penggunaan tabel dengan masing-masing sel yang sesuai dengan segmen yang terpisah dari dokumen, sehingga ini dapat diidentifikasi dengan memilih isi sel tertentu untuk ditandai sebagai segmen.
Sehingga dapat disimpulkan Segmentasi adalah proses membagi pasar ke dalam grup-grup konsumen potensial dimana masing-masing grup memiliki karakter yang sama dan cenderung memiliki perilaku pembelian yang sama. Tujuan dari melakukan segmentasi adalah untuk menganalisa pasar, menemukan ceruk-ceruk (niche) pasar dan agar dapat mengembangkan kompetisi perusahaan.
2.2. Berapakah jumlah pengguna internet di Indonesia berdasarkan segmentasi media yang digunakan
Akses informasi tidak dibatasi oleh waktu maupun peralatan yang digunakan untuk mengaksesnya. Perubahan perilaku orang dalam mencari dan menemukan informasi sudah berubah secara signifikan. Pada tahun 2012, Google melakukan studi dan menemukan bahwa 38% aktifitas tiap hari yang kita lakukan melalui smartphone. Sedangkan hasil analisa yang diterbitkan Februari 2014 oleh ComScore (http://comscore.com) menunjukkan bahwa mayoritas konsumen melakukan multiscreening untuk mengakses internet melalui ponsel maupun desktop. Bahkan International Data Corporation (http://idc.com) memprediksi perubahan cara akses internet melalui desktop, tablet, dan smartphone dari tahun 2012-2017. Dan pada tahun 2015, diprediksi akses internet sebagian besar melalui smartphone.
Gambar 2. Prediksi terhadap perangkat yang digunakan untuk akses internet
Dari hasil analisa tersebut, dapat dijadikan referensi bagi pengembang web untuk membuat strategi dalam merancang website agar dapat diakses melalui berbagai media (desktop, tablet, dan smartphone). Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan dan memberi kenyaman bagi pengguna ketika membaca informasi yang disajikan.
Pada saat perangkat komputer sudah sangat heterogen - termasuk smartphone, tablet, laptop, large monitor, dan wide-screen display - banyak website masih mengoptimalkan untuk melihat layar desktop/laptop. Hal ini mungkin karena desktop masih menjadi cara yang paling dominan untuk mengakses internet. Melihat dokumen melalui perangkat mobile biasanya mengharuskan pengguna untuk melihat dokumen melalui viewport kecil dari layar perangkat (tablet dan smaprthone). Para praktisi telah menyadari bahwa versi standar (optimalisasi desktop) halaman sering mengalami tampilan tergradasi ke pengguna pada perangkat lain. Buchanan et al (2001), mengungkapkan bahwa karakteristik dari perangkat memiliki efek pada keduanya, bagaimana informasi harus disajikan dan bagaimana pengguna berinteraksi dengan perangkat (misal antramuka).
Chinmay Kulkarni and Scot R Klemmer (2011), menawarkan dua pendekatan dalam menangani perangkat yang heterogen untuk menampilkan website yaitu: 1) memilih perangkat lowest-common-denominator dan membuat sebuah website minimal agar diakses lebih cepat; 2) menciptakan versi perangkat khusus (atau aplikasi native) dioptimalkan untuk perangkat mobile tertentu. Namun perangkat genggam menjadi semakin beragam dengan kemampuan yang berbeda dan menjadi kendala. Sudah banyak pendekatan berbeda yang telah ditawarkan untuk menangani masalah antarmuka yang efisien dalam mengakses web pada perangkat layar berukuran kecil yang meliputi antarmuka pengguna dan penyajian konten ke pengguna, sumber-sumber informasi yang handal, dan metode-metode konten web yang dimodifikasi untuk tampilan.
Para praktisi web sudah mengembangkan teknologi yang berhubungan dengan antarmuka website. Beberapa metode yang sudah dikembangkan antara lain: Fixed, Fluid, Adaptive, dan Responsive. Metode yang dikembangkan sesuai dengan teknologi yang berkembang saat itu. Terminologi yang saat ini sedang tren adalah Responsive Web. Teknologi ini memungkinkan sebuah website dapat diakses melalui berbagai media (PC/Desktop, Tablet, dan Smartphone). Tampilan yang dihasilkan berbeda-beda sesuai dengan peralatan yang digunakan untuk mengaksesnya. Dengan adanya teknologi Responsive Web, para pengembang web tidak perlu mengembangkan aplikasi khusus berbasis mobile sebagai antarmuka website versi mobile.
Manfaat dari penelitian ini berguna untuk memberikan solusi terhadap masalah tampilan website dari perangkat yang heterogen menggunakan metode blok segmentasi dan klasifikasi sehingga bagian tertentu dapat ditampilkan maupun disembunyikan berdasarkan perangkat yang digunakan untuk mengakses website. Dengan metode ini, dapat meningkatkan kecepatan akses, menghemat bandwith, dan yang terpenting adalah kenyamanan membaca informasi yang disajikan tanpa perlu memperbesar tampilan jika menggunakan smarpthone.
2.3 Bagaiman proses segmentasi portal berita di Indonesia
Dua pendekatan utama dapat diambil untuk masalah mengidentifikasi segmen dalam sebuah dokumen HTML. Salah satunya adalah untuk memeriksa pohon DOM (Document Object Model) dan memilih kelompok node berdasarkan nama-nama elemen dan hubungan di antara mereka. Ini menghasilkan segmen berdasarkan kriteria seperti hubungan antara orang tua, anak, dan elemen saudara, dan ada atau tidak adanya jenis tertentu node seperti tabel atau daftar. Teknik umum untuk tata letak halaman adalah penggunaan tabel dengan masing-masing sel yang sesuai dengan segmen yang terpisah dari dokumen, sehingga ini dapat diidentifikasi dengan memilih isi sel tertentu untuk ditandai sebagai segmen.
Gambar 1. Contoh pohon DOM [8]
Pendekatan lain adalah dengan mempertimbangkan representasi visual dari dokumen, bukan pohon DOM itu sendiri dan melakukan analisis geometris untuk menentukan segmen. Karakteristik seperti position, size, colour, dan border elemen serta hubungan spasial di antara mereka. Dalam konteks ini, unsur dikelompokkan berdasarkan kedekatan spasial mereka bukan lokasi dalam pohon.
Untuk memudahkan dalam proses segmentasi, kami menggunakan Bootstrap sebagai CSS Framework. Meski begitu, pemilihan framework ini bukan menjadi hal yang absolut, bisa menggunakan framework lain karena framework hanya sekadar membantu pekerjaan agar lebih
cepat dan efisien. Framework masih sangat terbatas dalam menentukan blok segementasi, masih perlu ditambahkan Class agar hasilnya lebih optimal. Pembagian blok segmentasi lebih mudah menggunakan elemen <DIV>, dibandingkan <TABLE>. Berikut ini potongan script HTML, yang menggunakan huruf tebal adalah penambahan Class sendiri.
Render : proses rendering, digambarkan dalam Gambar 2, termasuk sejumlah langkah. Meskipun secara konseptual ini dianggap proses terpisah, namun dalam praktiknya mereka secara efektif berjalan secara paralel. Ketika memuat sebuah halaman dari server, bagian halaman yang diterima oleh klien diurai dan diberikan banyak data yang sementara. Pengguna biasanya melihat tampilan halaman diberikan diperbarui beberapa kali sebagai proses memuat halaman. Ini adalah keuntungan dari arsitektur mesin rendering, yang meningkatkan kegunaan ketika dijalankan sebagai bagian dari web browser standar.
Gambar 2. Proses rendering dokumen HTML
Mendeteksi DIV : Berdasarkan set rincian kotak diperoleh dari proses rendering, area halaman dibagi menjadi kotak. Divisi ditempatkan pada interval sepanjang sumbu x dan y sesuai dengan bagian atas, bawah, kiri dan kanan masing-masing kotak. Setiap sel grid ditandai dengan warna yang sesuai dengan warna latar belakang kotak blok di mana sel berada. Hal ini memungkinkan algoritma segmentasi untuk beroperasi berdasarkan sel-sel jaringan bukan piksel,
mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk menganalisis output yang diberikan. Grid tersebut kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi daerah persegi panjang yang memiliki warna latar belakang yang sama. Tergantung pada tata letak halaman, mungkin ada set sel jaringan yang berdekatan dengan warna yang sama yang tidak membentuk bentuk persegi panjang. Dalam hal ini perlu untuk memilih divisi yang tepat dari daerah menjadi empat persegi panjang.
Gambar 3. Sel grid dengan beberapa kemungkinan pengaturan daerah
Posisi Float dan Absolute : CSS menyediakan dua sifat yang memungkinkan konten untuk ditempatkan di luar arus teks utama: float dan position. Jika elemen memiliki set properti float ke kiri atau kanan, maka semua konten dalam elemen akan berada dalam kotak yang ditempatkan terhadap sisi halaman, dan teks di luar elemen akan mengalir di sekitarnya. Demikian pula, jika properti position diatur fixed atau absolute, dan koordinat juga ditentukan untuk elemen, maka isi akan ditampilkan di lokasi tersebut pada halaman, dan ditumpangkan di atas konten lainnya.
2.4 Bagaimana cara mengkalisfkasikan sebuah portal berita
Proses klasifikasi memberikan penugasan sebuah class pada setiap segmen dalam dokumen yang menunjukkan jenis informasi yang dikandungnya. Nama class yang dipilih untuk segmen tertentu bergantung pada nilai-nilai varibel fitur yang terkait dengan segmen. Setiap variable fitur merupakan potongan informasi yang berkaitan dengan penampilan segmen, dan berasal dari kedua struktur DOM dan render visual dari semua node dalam segmen.
Pengklasifikasian Berita Proses klasifikasi pada dasarnya terdiri dua tahap, yaitu: mencari nama dan Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2014). Klasifikasi Berita Berdasarkan sinonim dari konsep yang didefinisikan di dalam ontologi, dan mencari kata-kata yang menyatakan konsep dengan bantuan aplikasi WordNet. Proses klasifikasi merupakan knowledge base yang sentris karna konsep diambil dari knowledge base dan akan dicocokkan secara langsung dengan setiap item berita. Pendekatan sentris item berita berarti untuk setiap konsep pada item berita dalam ontologi akan dicocokkan. Pendekatan sentris dipilih karena memiliki kinerja yang lebih baik pada kombinasi dengan mengambil sinonim dan hiponim dari WordNet, yang harus dilakukan setiap kali sebuah konsep diambil dari knowledge base. Sebelum memulai proses pengklasifikasian, terlebih dahulu dilakukan proses Stopwords dan juga Stemming . Stopwords dan Stemming Sebelum melakukan proses stemming, dilakukan terlebih dahulu pembuangan kata-kata yang tidak penting atau disebut stopwords. Kata-kata tidak penting misalnya kata sambung seperti dan, atau, jika, dll. Selain itu perlu juga pengeliminasian tanda baca. Setelah itu barulah dilakukan proses stemming, adalah pengolahan kata untuk mendapatkan kata dasar dari sebuah kata dengan mereduksi imbuhan dari kata tersebut dengan asumsi bahwa kata-kata tersebut memiliki makna yang sama pula, misalnya kata connection, connective, connected memiliki kata dasar connect. Pada dasarnya jenis imbuhan kata dalam bahasa Indonesia terdiri dari 3 imbuhan yaitu awalan, akhiran dan sisipan. Dari proses stemming ini nantinya akan dihasilkan indeks kata-kata yang dipertimbangkan untuk mewakili sebuah berita.
Sejumlah item berita dirilis setiap harinya oleh portal berita, namun tidak semuanya sesuai dengan domain berita yang diinginkan. Maka dari itu, diperlukan pengklasifikasian sejumlah berita yang banyak tersebut sehingga hanya berita yang relevan dengan domain berita spesifik yang diinginkan saja yang nantinya akan muncul. Proses pengklasifikasian berita tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Untuk dapat mengklasifikasikan berbagai macam item berita, knowledge base yang berdasarkan domain berita tertentu harus dibuat terlebih dahulu. Dari knowledge base yang dibuat tersebut nantinya kita dapat mengklasifikasikan item berita sesuai ke dalam domain berita tertentu dengan melalui proses concept matching. Nantinya knowledge base akan terus diupdate berdasarkan berita yang masuk ataupun berdasarkan event tertentu. Proses pada Ontologi Knowledge base berisi konsep-konsep tentang domain berita tertentu. konsep tersebut memiliki synonym property untuk mendapatkan kata-kata yang memiliki makna serupa. Konsep juga memiliki WordNet property sehingga sistem dapat mencari lebih banyak sinonim, hiponim dan hipernim yang berhubungan dengan konsep yang ada di Wordnet.
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanSegmentasi adalah proses membagi pasar ke dalam grup-grup konsumen potensial dimana masing-masing grup memiliki karakter yang sama dan cenderung memiliki perilaku pembelian yang sama. Tujuan dari melakukan segmentasi adalah untuk menganalisa pasar, menemukan ceruk-ceruk (niche) pasar dan agar dapat mengembangkan kompetisi perusahaan.
Akses informasi tidak dibatasi oleh waktu maupun peralatan yang digunakan untuk mengaksesnya. Perubahan perilaku orang dalam mencari dan menemukan informasi sudah berubah secara signifikan. Pada tahun 2012, Google melakukan studi dan menemukan bahwa 38% aktifitas tiap hari yang kita lakukan melalui smartphone. Sedangkan hasil analisa yang diterbitkan Februari 2014 oleh ComScore (http://comscore.com) menunjukkan bahwa mayoritas konsumen melakukan multiscreening untuk mengakses internet melalui ponsel maupun desktop. Bahkan International Data Corporation (http://idc.com) memprediksi perubahan cara akses internet melalui desktop, tablet, dan smartphone dari tahun 2012-2017. Dan pada tahun 2015, diprediksi akses internet sebagian besar melalui smartphone.
Proses klasifikasi memberikan penugasan sebuah class pada setiap segmen dalam dokumen yang menunjukkan jenis informasi yang dikandungnya. Nama class yang dipilih untuk segmen tertentu bergantung pada nilai-nilai varibel fitur yang terkait dengan segmen. Setiap variable fitur merupakan potongan informasi yang berkaitan dengan penampilan segmen, dan berasal dari kedua struktur DOM dan render visual dari semua node dalam segmen. Dengan proses klasifikasi tersebut, berita elektronik akan diklasifikasikan dan disaring agar sesuai dengan domain berita tertentu. Untuk mendapatkan item berita yang sesuai dengan ketertarikannya, user dapat memilih konsep dari knowledge base dengan melakukan perintah kueri untuk mengekstrak sejumlah berita yang relevan dengan yang diinginkan oleh pengguna.
DAFTAR PUSTAKA
1.Jurnal-20140006-SlametRiyanto SegmentasidanKlasifikasiuntukTampilanWebsitedariPerangkatyangHeterogen.pdf, (23-11-2018)2. Jurnal- Segmentasi_Konsumen_pada_Pasar_Online_di_Indonesia.pdf,(23-11-2018)
perdanaanalyst04.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar